KHUTBAH JUM'AT DI MASJID UIN SUNAN KALIJAGA
Menjauhi Berita Bohong
(MASJID UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA, 17 Maret 2017)
Oleh:
Ocktoberrinsyah
الحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ الإِنْسانَ فَسَوّاهُ فَعَدَلَه، في أَيِّ صُورَةٍ ما شاءَ رَكَّبَه، وأَنْعَمَ عَلَيْهِ بِنِعَمٍ سابِغاتٍ ولَوْ شاءَ مَنَعَه، وشَقَّ لَهُ سَمْعَهُ وبَصَرَهُ وجَعَلَ لَهُ لِسانًا فَأَنْطَقَه، وخَلَقَ لَهُ عَقْلاً وكَلَّفَه. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمداً رسول الله اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين ، عباد
الله اتقوا الله حق تقاته و لا تمتن إلا وأنتم مسلمون
Sidang
Jumat yang dirahmati Allah, berawal dari kesaksian kita yang tulus bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan sayyidina Muhammad adalah utusan Allah, marilah di hari
yang penuh keberkahan ini, kita bertafakur sejenak, merenung ayat-ayat Allah
dan sunnah Rasul-Nya, dalam rangka memperkuat keimanan kita dan meningkatkan
takwa kita kepada Allah. Dengannya kita berharap, semoga hidup kita lebih
bermakna, sehingga kebaikan senantiasa mengalir dalam kehidupan kita di dunia
ini dan dalam kehidupan kita di akhirat kelak, amin.
Sidang
Jumat yang berbahagia, banyak sekali nikmat yang telah diberikan Allah kepada
kepada kita, yang andai dihitung maka kita tidak akan mampu menghitungnya. Di
antara nikmat-nikmat itu adalah nikmat diberikan kedua mata untuk melihat,
lidah dan kedua bibir untuk berbicara.
ا
لم نجعل له عينين ولساناً وشفتين
“Bukankah Kami telah menjadikan untuknya
sepasang mata, dan lidah dan sepasang bibir?” (QS Al-Balad: 8-9).
Lidah dan
bibir dan anggota tubuh lainnya, seharusnya memang digunakan untuk hal-hal yang
baik termasuk untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah terjadinya kemunkaran.
Namun demikian, al-amru bil-ma`rūf
wan-nahyu `anil-munkar tentunya harus dilakukan dengan cara yang
dibenarkan oleh syarak. Lidah dan mulut,
sama halnya juga tangan, harus digunakan untuk kebaikan dan dengan cara-cara
yang baik sehingga tidak menyakiti orang lain dan menimbulkan kegaduhan . Nabi
bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى
اللَّهُ عَنْهُ
“Orang muslim itu adalah orang
yang selamat orang muslim yang lain dari lidah dan tangannya, sedangkan
al-muhajir itu adalah orang yang berhijrah atau menjauh dari segala yang
dilarang oleh Allah. “(HR Al-Bukhari dari Abdullah bin `Amr).
Jamaah sidang Jumat yang berbahagia, ironisnya sisi negatif itulah yang sering terjadi saat ini,
baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sikap saling menghina, saling menghujat,
bahkan membuat dan menebar berita bohong, dengan mudahnya dilakukan, tanpa
ditelisik terlebih dahulu kebenarannya. Jadilah berita bohong menenggelamkan
berita yang benar yang sesuai fakta.
Berita-berita ini dengan cepat sekali menggelembung, apalagi dibagikan oleh
orang-orang yang mempunyai pengaruh yang besar.
Hadirin
yang dimuliakan Allah, hal seperti ini pernah tertoreh dalam sejarah kelam kaum
muslim, yaitu pada saat muncunyal hadis palsu, yang menurut sebagian besar
ulama dianggap mulai muncul pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.
Hadis palsu atau hadis mawḍū`
adalah berita yang dibuat-buat oleh para pendusta, lalu mereka menisbahkannya
kepada Nabi Muhammad, sebagai suatu bentuk rekayasa kepada Nabi. Hadis mawḍū`ini
dalam konteks sekarang tak ubahnya seperti berita bohong atau hoax (khud`ah). Hoax,
sebagaimana halnya hadis mawḍū` muncul karena berbagai macam sebab, antara lain: karena pertikaian
politik, siasat musuh-musuh Islam, fanatik mazhab (kalau sekarang fanatik
partai, ormas, dan lain sebagainya), kultus individu, menjilat penguasa, untuk
membuat cerita lebih menarik, dan karena keinginan berbuat baik tanpa dasar
pengetahuan agama. Melalui penelitian yang mendalam, ulama hadis telah menjelaskan ciri-ciri hadis palsu baik dari
segi matan (kandungan isi beritanya) maupun dari segi sanad (rangkaian orang yang menyampaikan berita tersebut),
dan ini tentunya dapat pula kita terapkan dalam mengidentifikasi berita bohong.
Judul berita yang provokatif
dan tidak mengcover kedua belah pihak, serta foto yang diedit, bisa menjadi ciri-ciri berita bohong. Oleh karena itu jangan mudah
berbagi berita, apalagi berita yang bersumber dari website yang tidak
jelas atau sumber yang tidak kredibel. Pemerintah pun seharusnya mengambil
tindakan tegas terhadap pembuat dan penyebar berita bohong ini, sebagaimana
tegasnya para Khalifah setelah wafatnya Nabi, dalam menindak para pemalsu
hadis.
Sidang Jumat yang berbahagia, memang tidak ada
manusia yang sempurna di dunia ini. Kita seringkali dilalaikan oleh kepentingan
dan kenikmatan duniawi yang ada di depan mata kita, sehingga melupakan
kepentingan dan kebahagian ukhrawi yang masih belum terlihat saat ini. Kita juga seringkali abai dengan kepentingan orang banyak,
menyudutkannya ke belakang, dan mengedepankan kepentingan pribadi atau
kelompok. Padahal kita diajarkan dalam siyasah syar`iyyah:
المصلحة
العامة مقدمة على المصلحة الخاصة
“Kemaslahatan yang umum itu harus didahulukan
danri kemaslahatan yang khusus.”
Andai terjadi konflik
kepentingan, maka kepentingan yang menyangkut orang banyak itu harus didahulukan
dari kepentingan kelompok atau individu. Namun demikian, tidak jarang kepentingan-kepentingan
pribadi dan kelompok, telah membutakan hati kita dan menghalalkan segala cara
untuk mencapai tujuan, termasuk dengan cara menebar berita bohong. Jamaah yang dirahmati
Allah, niat baik saja tidak cukup untuk
menebar kemaslahatan bagi umat manusia. Niat baik harus dilaksanakan dengan
cara yang baik dan benar, dan dengan
tujuan yang baik dan benar pula. Oleh karena itu, marilah kita gunakan lidah
kita, mulut kita, tangan kita, termasuk akal kita untuk menebar kemaslahatan
dan kedamaian, dalam rangka mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan,
tentunya dengan cara yang baik, yang telah digariskan dalam agama.
Jamaah
yang dirahmati Allah, kita baru saja kehilangan seorang ulama besar, yang
menjadi panutan dan rujukan bagi banyak
kaum muslim di Indonesia ini. Kesedihan dan kehilangan ini dapat dirasakan dari
banyaknya media massa yang meliput berita wafatnya Sang Kiai, KH Ahmad Hasyim
Muzadi, bahkan di dunia facebook ramai pula orang mengekspresikan rasa
kehilangannya. Kabar wafatnya Sang Kiai ini, sempat pula menjadi hoax
beberapa hari sebelumnya. Namun kini beliau benar-benar telah tiada, kembali
kepada pencipta-Nya yang tiada fana. Kesedihan yang menyelimuti rakyat
Indonesia adalah hal yang wajar dan manusiawi, namun larut dalam kesedihan bukanlah
hal yang baik bagi kita semua. Kelahiran, kematian, kesuksesan, kegagalan, dan
apa saja yang terjadi di muka bumi ini, semuanya telah ditentukan oleh Allah.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا
فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
لِكَيْلا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ
لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Setiap musibah yang menimpa di
bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab
(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah
bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu,
dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan
diri”(QS Al-Hadid: 22-23).
Semoga Allah
mengampuni segala dosanya, menerima amal baiknya, dan memasukkannya ke dalam
Jannatun-na`im, serta kita semua dapat mengikuti jejak almarhum yang gigih
dalam memperjuangkan kemaslahatan bagi umat manusia, aamiin.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني
وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، أقول قولي هذا وأستغفر الله لي
ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِينُهُ
ونَسْتَهْدِيهِ ونَشْكُرُهُ ونَسْتَغْفِرُهُ ونَتُوبُ إِلَيْه، ونَعُوذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنا ومِنْ سَيِّئاتِ أَعْمالِنا، مَن يَهْدِ اللهُ فَلا
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، اللهم لك الحمد بكل نعمة أنعمتها، ولك الحمد بكل حسنة تقبلتها ولك
الحمد بكل سيئة غفرتها، ولك الحمد بكل مصيبة رفعتها، ولك الحمد بكل مال
رزقتها، ولك الحمد بكل مرض شفيتها، ولك الحمد كثيراً . أشهد أن لا إله
إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم على رسول الله وعلى
أله و صحبه ومن ولاه . عباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله، فقد
فاز المتقون . إن الله و ملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين
امنوا صلو ا عليه وسلموا تسليماً، اللهم صل وسلم على أشرف العربي
والعجم وإمام المكة والمدينة والحرام . اللهم إغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين
والمؤمنات الأحياء منهم والاموات، انك سميع قريب مجيب الدعوات ويا قاضي
الحاجات، اللهم
امتنا متقين واحشرنا مع المتقين وادخلنا في زمرة المتقين.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الأخيرة حسنة وقنا عذاب النار.
عباد
الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء
والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون .اذكروا
الله العظيم يذكركم واشكروه يزدكم ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون.
Post a Comment